YUBILEUM DUA ABAD: SEBUAH PENGINGAT
Bagi saya merayakan yubileum dua abad Societas Jesus Maria Joseph, adalah saat penuh rahmat dan menggembirakan untuk melihat kembali bagaimana kongregasi kita telah membantu mempengaruhi kehidupan, meningkatkan kehidupan dan bekerja sama dengan gereja dalam menjalankan misinya di bumi. Ini adalah momen menghitung berkat Tuhan kepada Kongregasi dan misinya serta mencari atau melihat untuk membangun atau membuka lebih banyak misi dalam rangka menyebarkan kebaikan dan berkat Tuhan di belahan dunia lain melalui kerasulan yang penuh sukacita dan kegembiraan. 'Karena seseorang yang menyebut dirinya seorang JMJ yang sejati harus, seolah-olah, membawa semua bagian dunia di dalam hatinya.' (PM 51) Pendiri kita Pater Mathias Wolff mengatakan semuanya dan inilah yang telah menghantar kita sejauh ini dan memberikan kita dorongan untuk melakukan hal yang berbeda di dunia kita yang menderita.
200 tahun adalah sebuah pencapaian besar dan patut dirayakan. Kita tidak bisa mengatakan tanpa tantangan, karena seperti kata pepatah dan saya kutip, '' TIDAK ADA YANG BAIK ATAU BERNILAI DATANG DENGAN MUDAH. 'sebagai Kongregasi kita mengalami kemunduran, tantangan dan kesulitan tetapi ini sebenarnya bukan kemunduran, tantangan dan kesulitan karena mereka melaksanakan tujuan Tuhan yang unik dan luar biasa bagi Kongregasi, anggota-anggotanya dan juga kebutuhan gereja.
200 tahun bagi saya adalah pengingat semangat; semangat keberanian, kesabaran, dan kerja keras pendiri serta para suster pionir kita.
Bukan hanya sekedar perayaan, tetapi waktu untuk refleksi lebih dalam tentang apakah sebagai kongregasi, kita sudah cukup berbuat sesuatu untuk gereja dan misinya? Sudah cukupkah kita hidup berdasarkan kharisma dan spiritualitas pendiri? dan apakah kita sudah cukup berjuang untuk mengikuti jejak pendiri serta para suster pionir kita?
Sebagai suster Kongregasi Suster-Suster Jesus Mary Joseph, apakah saya juga sudah berbuat cukup untuk kongregasi?
Oleh karena itu, 200 tahun layak dirayakan sekaligus, patut direnungkan sebagai sebuah kongregasi, sebagai anggota dari kongregasi yang mulia ini mengenai karya-karya yang telah dilakukan selama ini dan apa yang belum dilakukan? Apakah saya atau kita memerlukan perubahan atau transformasi untuk membangunkan kembali dunia kita yang rusak dan melanjutkan jejak dan semangat pendiri kita? Kepada suster-susternya, Pater Mathias Wolff, SJ menekankan pentingnya berpikir seluas jagat; mereka harus siap untuk melakukan perjalanan ke negara yang jauh jika mereka diminta. Apa kontribusi saya sebagai anggota untuk mewujudkan globalisasi yang dibicarakan oleh pendiri kita ini? Apakah saya masih merasa begitu tertarik pada zona nyaman saya (yaitu, tertarik pada negara saya, bahasa, makanan, budaya, orang, dll.) ketika diminta untuk pergi ke tempat lain? Apakah saya menunjukkan semangat berani dari pendiri kita dengan pergi ke seluruh dunia untuk memperluas misi kongregasi ketika diminta untuk melakukannya? atau apakah saya hanya puas dengan apa adanya dan di mana saya berada?
Akhirnya, tahun yubileum ini bagi saya tidak hanya sebuah perayaan tetapi mengajak refleksi yang lebih dalam tentang kontribusi positif saya untuk keberlanjutan kerasulan kongregasi dan dampak positif saya dalam kongregasi serta karakter internasionalnya atau membuat global yang pernah dibicarakan oleh pendiri kita menjadi kenyataan. Oleh karena itu, bagi saya, tahun yubileum layak dirayakan secara bermakna yakni dengan melihat seberapa besar saya, secara pribadi, benar-benar dapat memberikan kembali kepada Kongregasi serta menghidupi warisan para suster pendiri dan perintis kita untuk mencapai misi gereja.
Terima kasih
Sr Grace Bapiniuwo Addih, SJMJ-Jakarta