Bekerja bagai raksasa…. (SM hal. 144)

Saya Sr. Veronika Lahea,  suster kaul sementara, tahun ke-4. Sekarang ini saya sedang menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Jurusan Elektromedik.

Pertama-tama saya mengucapkan Proficiat kepada DPK yang telah membuat website Kongregasi kita!!

Sebuah apresiasi untuk saya, ketika Sr. Monika meminta saya menulis pengalaman panggilan dengan memilih kata-kata dari Pater Pendiri yang menginspirasi. Saya memilih “Sebagai seorang suster SJMJ, bekerja bagai raksasa.”

Menjadi seorang suster adalah cita-cita saya sejak masih kanak-kanak meskipun banyak orang meragukan kesungguhan hati saya karena mereka katakan saya  ‘tomboy’, tidak mungkin menjadi suster  yang kalem dan anggun. Benar saya memang gemar mengutak-atik pekerjaan “kaum adam”, waktu  SMA saya mengendarai motor trail, kerja kebun bahkan pernah panjat pohon kelapa… lalu saya dianggap jauh dari gaya hidup suster.  Mungkin (tidak begitu yakin!) itu salah satu alasan pimpinan menugaskan saya studi di jurusan elektromedik, yang lebih banyak mahasiswanya laki-laki.

Jauh dilubuk hati saya, saya bahagia menjalani hidup saya sebagai seorang suster SJMJ meskipun banyak pergumulan yang saya alami. Pada saat mengalami pergumulan, saya merasa dunia bagai mau runtuh tetapi dalam hening, saya mencoba menangkap rahmat apa yang sedang Tuhan gandakan dalam diri saya.Bersama Rasul Paulus, saya berujar: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna."

Mengenai tugas perutusan, pendapat saya bakat alami tidaklah cukup. Usaha besar harus menyertainya. Belajar di jurusan elektromedik, mengutak atik alat-alat medis yang rumit tidaklah mudah karena menggunakan teknologi terbaru. Saya tidak mahir di dunia komputerisasi. Bukan hanya sekali saya tersengat listrik karena coba-coba, “trial and error”, komputer terbakar karena beratnya aplikasi2 dan soal gagal.. itu biasa!, coba lagi… kadang-kadang sudah semalaman  membuat desain alat medis berbasis teknologi, waktu hendak save, komputer tak mampu menampung, hilang.. rasanya ingin bersujud dan meronta-ronta.. tapi sudahlah tidak ada gunanya… ikhlas, buat lagi..  Saya merasa dengan kemampuan saya, tidak mungkin mampu menjalaninya tetapi kata Romo Paroki kami  “kalau Tuhan mengutus, Ia mengurus.”  Saya bangkit dan berjuang lagi.

P. Wolff mengajarkan saya “bekerja bagai raksasa” Meski saya badan kecil tetapi membangun semangat raksasa.. membutuh jiwa dan nyali yang besar. Tetapi saya tidak ragu akan daya kerja rahmat Tuhan dalam diri saya… Semangaatt… !!

Sr. Veronika Lahea- Komunitas Trimargo Yogyakarta